KENAPA PADA SAAT ISI PULSA LISTRIK KOK GAK SESUAI ?

Holla
Assalamualaikum teman teman ku.
Semoga selalu diberikan kesehatan biar bisa baca tulisan aku 😉


Day 2
Ada apa dengan day 2 ? Tepat pada tanggal 6 Agustus aku melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, atau dengan bahasa lain nya itu Magang. Ini pertama kali aku magang, kok seneng gitu ya. Biasanya langsung belajar dengan teori yang ada di BUKU kalaupun praktik berbeda dengan apa yang ada di dunia nyata 😁



Kenapa ngambil day 2 ? Karena day 1 cuma gak terjun ke lapangan, cuma di kantor, kita ngerjain pmcb. Apa itu pmcb biar aku jelaskan di link setelahnya. Semoga niat Aamiin

Sebenarnya, aku udah lama mau sharing sharing ilmu pelajaran kek gini, biar adik kelas bisa mencari tugas mereka di blog aku. Eh ilmu yang ku dapat bermanfaat deh 😇

Jadi ceritanya, kenapa mau ngambil ini topik karena kebanyakan dari kita gak tahu, kalo yang daya kita pakai itu VA bukan WATT Jadi berapa daya yang ada dirumah kalian semua itu nyebutnya 900 VA , 1300 VA, 2200 VA. Bukan 900 WATT 1300 WATT ITU SALAH BESAR, kalian kalo mau nambah daya ke PLN terus bilang mau nambah jadi 1300 WATT , mungkin akan di benarkan oleh bapak bapak yang ada disana karena penyebutanya itu VA (Volt Ampere) bukan WATT yaa. Kan maluuu kalo kita salah sebut hihihi


Sumber : google.com

Jadi sederhana saja ya, biar aku jelaskan makna VA dengan WATT itu berbeda, VA adalah wadah, sedangkan Watt adalah isinya. (contoh WATT Lampu, kulkas, kipas angin, mesin cuci dan pemanas nasi itu menggunakan daya yang satuannya WATT) atau contoh nyatanya seperti gelas kopi beserta isinya. Jika Gelas Merupakan VA, maka isi dari gelas tersebut merupakan WATT. Semoga kalian paham gaes hihihi 😁


Kenapa jadi aku bahas antara VA dengan WATT biar waktu perhitungan kalian paham gitu h😄 lanjut ke pembahasan. Pernah gak sih kalian isi pulsa listrik kok gak nyampai 100, atau sama dengan uang yang kita tukar. Pernah kepikiran gak buat apa aja biaya nya, kok jadi kurang. Atau cuma buat biaya admin doank ? Pasti kalian rada bingung kan, kok bisa gak sesuai sih ? Yakan  🤔🙄

Biar aku kasih contoh aja ya, biar enak jelasinya😬

Sumber foto : google.com

Kamu tinggal di Banjarmasin dan ingin membeli token listrik dengan nominal uang Rp 100.000, sedang batas data listrik kamu dirumah 1.300 VA di golonga TDL R1. Jadi, berpakan nilai kWh yang bakal kamu terima dengan nominal 100 ribu tersebut?

Pada dasarnya uang 100 ribu milik kamu akan dikurangi beberpa biaya variabel. 100 ribu rupiah milik Anda akan dikurangi biaya admin terlebih dahulu (misal, kamu bayar di mas indo maka biasanya biaya admin Rp 2500,-) jadi sisa uang kamu Rp 97.500,- Lalu sisa tersebut akan dikurangi biaya PPJ Banjarmasin sebesar 3% dari uang kamu (97.500 X 3% = 2.925) jadi sisa Rp 94.575,- Jadi nanti Anda akan mendapatkan nilai kWh sebesar ( 94.575  dibagi 1.467,28 =66.26 kWh). Penjelasannya 1.467,28 ini merupakan tarif dasar listrik yang sudah ditetapkan pemerintah untuk tarif batas daya 1.300 VA. Jadi uang 100 ribu yang kita punya  seharga dengan = 66.26 kWh.

Mau aku kasih cara untuk menghitung penggunaan kWh?


Sumber : google.com

Misalkan nih lampu dirumah kamu menyala dari jam 18.00 - 06.00 atau selama 12 jam lampu akan menyala, baik penerangan ruang keluarga, dapur, kamar tidur atau perpustaakan yang ada dirumah untuk kamu membaca Novel ataupun hal yang lain. Anggep aja daya lampu terpasang 10 watt. Jadi 10 watt x 12 jam = 120 watt jam atau 0.12kWh (dibagi 1000). Itu dalam sehari, kalau dalam sebulan maka di kali 30 hari jadi 3.6 kWh. Kalo kita membeli dengan uang 100 ribu tadi 66.26 - 3.6 = masih ada tersisa 62.66 kWh. Masih bisa digunakan untuk peralatan listrik atau pun untuk penerangan yang lain 😆

Noted : serasa main matematika ya,kalo ngejelasin pakai angka, apalagi kalo ada kurang tambah dan kali hihi

Ini artikel udah lama banget aku pelajarinya, waktu aku semester 1 mugkin 2tahun yang lalu. Sedangkan untuk pulsa listrik sudah ada beberapa tahun yang lalu. Jadi mungkin ketinggalan ya. Tapi gak papa, meskipun terlihat sangat sepele, namun terkadang banyak sangat dibutuhkan untuk mengetahui pengeluaran dan juga mengontrol kebutuhan listrik dirumah sendiri 🤓

Apalagi bila kamu anak kost atau anak kontrakan, tentunya ini sangat perlu diperhatikan karena nanti akan membantu kamu dalam menyelesaikan permasalahan pengontrolan penggunaan daya listrik ini. Dan aku berharap semoga artikel ini bermanfaat ya, kalian bisa menghitung tentang pengeluaran listrik yang kamu pakai oke 😍😍


Jika kalian mencari artikel tentang gaya anak muda banget yang sedang kekinian, aku saranin buat kalian kunjungin http://www.badangsanak.com sebuah Website Karya Anak Banua

Dan ini merupakan arisan ke dua dari Pena Blogger Banua. Klik link http://www.instagram.com/penabloggerbanua jangan lupa follow ya. Hehe



Salam sugar ❤

6 comments:

  1. Nis, aku berasa kuliah matematika pas membaca blog ini. Wih, makasih ya nisa inponyahhh ternyata selama ini salah penyebutan ya kalau pakai watt hahhaha syukur si PLN mah percaya aja.

    Aku juga baru tau kalau pengisian listrik itu gak sama nominalnya sama yang kita bayar, tapi aku belum pernah pakai pulsa listrik. Hihihi

    Bermanfaat artikelnya ini. Hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Inggih berasa menghitung matematika lagi haha.

      Coba mbak, ganti ke ke pulsa lebih praktis deh hehe

      Delete
  2. Emak2 juga perlu tau nih soal ini. Kan yang bayar listrik emak. Yg byk makai juga emak. Hahaha.. Tengkiu nisa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh mantepp mbak. Emak emak kudu tau masalah pengeluaran listrik yang dipakai hehe

      Delete
  3. Aku cukup concern juga dengan pengeluaran pulsa listrik ini karena baru aja tambah daya dari 450 VA ke 900 VA. Dan biaya membengkak dua kali lipat, setelah ditanya ke kantor PLN ternyata eh ternyata waktu pakai 450 itu masih disubsidi, sedangkan yang 900 ini sudah gak disubsidi lagi. Terima kasih Nis, penjelasannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Inggih mbak, untuk 450 VA memang masih subsidi tapi udah jarang yang makai.
      Dan yang 900 VA gak masuk subsidi. Jadi bayarnya agak membengkak deh hehe

      Delete

Pages